TERAS7.COM – Seperti diketahui sebelumnya, saat teras7.com melakukan pantauan langsung ke proyek perbaikan Jalan Gotong Royong III Kelurahan Mentaos, Kota Banjarbaru, terlihat banyak pengendara kendaraan bermotor yang masih melintasi jalan tersebut.
Menyikapi hal ini, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru, Adi Maulana menyatakan bahwa, padahal di lokasi perbaikan jalan tersebut, pihaknya sudah memasang rambu peringatan untuk tidak melintas lokasi perbaikan jalan, yang notabenenya terdapat sejumlah alat berat sedang beroperasi.
“Padahal sudah kita tutup dengan terpampang tulisan jalan ditutup sementara, tapi tetap saja mereka menerobos, terutama sepeda motor,” ucapnya. Rabu (20/07/2022).
“Mau ditegur sulit juga, padahal sudah ada rambu supaya satu arah, tapi tetap saja mereka menerobos,” sambungnya.
Apabila wewaktu-waktu terjadi kecelakaan saat pekerjaan berlangsung, itu semua menurunya tergantung aparat berwenang menyikapinya.
Namun, dengan adanya rambu peringatan, dan pengatur lalu lintas di area proyek perbaikan jalan tersebut, menurutnya pihaknya sudah memenuhi syarat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“Selagi kita sudah memberi rambu dan pengatur lalu lintas, jika masih terjadi kecelakaan tergantung sudut pandang aparat ya, tapi selagi sudah diberi rambu-rambu, kami sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk menerapkan terkait K3 maupun manajemen lalu lintasnya,” ungkapnya.
Lalu, dengan adanya pekerjaan perbaikan ini, secara tidak langsung membuat warga sekitar terganggu. Oleh karena itu, pihaknya meminta warga untuk bisa memahami dan bersabar selama dilakukan pengerjaan perbaikan jalan tersebut.
Sementara itu, jika pekerjaan perbaikan jalan diganti menjadi malam hari, menurutnya memungkinkan saja. Namun dengan catatan, harus ada kesepakatan bersama dari sejumlah pihak, termasuk warga sekitar proyek perbaikan.
“Misalnya sekitar pekerjaan dinilai terlalu padat bisa dilakukan malam hari, namun harus dilihat lagi, warga disekitar pekerjaan mau tidak ada pekerjaan malam, terganggu tidak mereka,” katanya.
“Kalau hanya mengaspal tidak terlalu menggangu warga bila dikerjakan malam, yang mengganggu itu suara ekskavator saat menggali dan getaran dari vibro, kalau orang tidur pasti terbangun,” tambahnya.
Kemudian, salah seorang warga sekitar, Pratama berpendapat, bahwa sangat disayangkan perilaku masyarakat yang masih banyak melintas di area perbaikan Jalan Gotong Royong III tersebut.
“Heran dengan masyarakat memaksa melintas jalan tersebut, padahal itu kan membahayakan keselamatan mereka sudah tau ada perbaikan jalan masih saja lewat,” ungkapnya.
Seharusnya menurutnya, masyarakat bisa mengerti dan juga mendukung dengan adanya perbaikan jalan Gotong Royong III tersebut.
“Harusnya masyarakat bisa mengerti dan mendukung setiap ada perbaikan jalan yang dilakukan pemerintah, serta lebih bijak lah kan bisa lewat jalan alternatif lain,” tandasnya.