TERAS7.COM – Pansus DPRD Kabupaten Banjar sebelumnya menyoroti adanya dugaan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp 5,5 miliar oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Bauntung Batuah (PBB).
Menyikapi ini, Kepala Perumda PBB Kabupaten Banjar, Rusdiansyah mengatakan, menurunnya PAD yang disumbangkan pihaknya pada tahun 2020 dan 2021 dikarenakan bencana alam, yaitu banjir besar yang melanda Kabupaten Banjar.
“Khususnya ada 11 pasar yang terendam, sehingga banyak tempat usaha mengalami kerusakan dan tidak ada aktivitas yang dilaksanakan,” jelasnya.
Ditambah lagi lanjut Rusdi, wabah Covid-19 yang begitu berpengaruh terhadap kondisi perdagangan di pasar, karena adanya pembatasan aktivitas saat itu.
Jika menilik di tahun 2022 lalu, menurut Rusdiansyah, setoran PAD dari Perumda PBB, sudah dua kali lebih besar dari tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah untuk Tahun 2022 setoran PAD Perumda PBB sudah 2 kali lebih besar dari tahun 2021,” bebernya.
Sebelumnya, Ketua Pansus Perumda Pasar Bauntung Batuah, Yunani menambahkan, terakhir 2021 datanya ada sekitar Rp 370 juta setoran dari Perumda PBB yang bisa masuk kontribusi daerah.
“2022 LPJ sudah kita bahas ternyata 231 juta rupiah, saat ada perubahan PD Pasar dengan perumda justru menurun,” tambahannya.
Atas menurunnya setoran PAD ini, Yunani berharap, Perumda PBB bisa berbenah melakukan perbaikan, khususnya dalam mengejar pendapatan daerah.
“Artinya ada peningkatan, ini bahkan terus menurun ini yang terjadi saat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Bagian Ekonomi Pembangunan Pemerintahan Kabupaten Banjar, Alfian Noor mengatakan pihaknya sampaikan, dari tahun 2010-2022 total Rp 5.833.874.190 sudah dihasilkan Perumda PBB.
“Dari segi ekonomi dengan rentan waktu 14 tahun belum maksimal,” jelasnya.
Ia menambahkan angka tersebut dari 16 pasar yang dikolela oleh Perumda Pasar, tetapi terpioritaskan yakni Pasar Bauntung Batuah sedangkan lainnya sifatnya harian dan mingguan.
“Dan packaging kurang maksimal, sehingga anggaran berupa aset dan uang masih jauh,” jelasnya.
Alfian melanjutkan, untuk penyertaan kedepan pihaknya masih belum ada rencana, karena penyertaan modal yang ada masih belum dimaksimalkan.