TERAS7.COM – Bupati Banjar Saidi Mansyur pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila di halaman Kantor Bupati Banjar, Martapura pada Jumat (1/10/2021).
Upacara peringatan atas gugurnya Pahlawan Revolusi dalam Pemberontakan Gerakan 30 September (G30S/PKI) ini diikuti personel TNI, Polri, Satpol PP dan perwakilan ASN Kabupaten Banjar.
Kepada awak media, Saidi Mansyur mengatakan Hari Kesaktian Pancasila sendiri dapat menjadi momentum untuk memaknai kembali nilai nilai luhur yang terdapat dalam sila Pancasila.
“Pemerintah Kabupaten Banjar bersama sama unsur Forkopimda dapat bersinergi menjaga dan melindungi masyarakat dari pihak-pihak yang ingin meruntuhkan ajaran Pancasila” katanya.
Hal ini bertujuan agar seluruh elemen bersama masyarakat dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa untuk mencapai pembangunan yang lebih baik melalui kebijakan dan peraturan yang berlandaskan Pancasila.
Saidi Mansyur berpesan melalui hari kesaktian Pancasila ini semua elemen masyarakat harus menyadari betapa penting Pancasila ini sebagai pedoman berbangsa dan bernegara.
“Tentu Indonesia sangat luas, sehingga Pemerintah Daerah selalu merapatkan barisan untuk menghadapi hal-hal yang dapat mengancam negara dan pihak-pihak yang memelintir ideologi negara,” ujarnya.
Tak hanya dari bahaya komunisme, masyarakat lanjut Saidi Mansyur juga harus dilindungi dari berita-berita yang belum bisa diklarifikasi, sehingga masyarakat bisa menjalankan kehidupan bersosial dengan baik.
Dikutip dari Wikipedia Indonesia, Hari Kesaktian Pancasila adalah hari nasional di Indonesia yang diperingati setiap 1 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967.Peringatan ini ditetapkan setelah terjadinya Peristiwa Gerakan 30 September yang lebih dikenal sebagai G30S atau G30S/PKI.
Diketahui pada peristiwa tersebut, enam jenderal serta beberapa orang lainnya dibantai sekelompok orang yang menurut otoritas militer saat itu terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Keenam Jenderal yang dibunuh tersebut adalah Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi), Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi), Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan), Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen), Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik), dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat).
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama selamat dari upaya pembunuhan tersebut, akan tetapi putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.
Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena), Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta) dan Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta).
Gejolak yang timbul akibat G30S/PKI sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh Tentara Nasional Indonesia, sehingga dinamakan Hari Kesaktian Pancasila.