TERAS7.COM – Ribuan ekor ikan patin yang berada di kawasan sentral tambak ikan patin di Jalan UPT. Riam Kanan 2 Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat mati.
Muhammad Maturidi atau Atur (40), salah satu warga pemilik tambak ikan patin pada Teras7.com pada kamis siang (10/1) mengatakan sudah sekitar 2 hari terakhir ikan patin miliknya mati.
“Ikan patin saya sudah sekitar 250 ekor mati sejak 2 hari belakangan. Mungkin penyebab matinya karena cuacanya yang hujan panas, juga akibat kurangnya air bersih karena pembersihan irigasi. Tahun lalu juga pernah seperti ini, tapi sekarang lebih parah,” ujarnya.
Atur yang sudah bekerja sebagai penambak ikan selama 16 tahun ini mengatakan bahwa akibat matinya ikan patin yang siap panen ini membuat kerugian materil sebesar 2 juta rupiah perhari.
“Sementara ini saya menunggu bantuan dari Pemerintah, Alhamdulillah kalau pemerintah memberikan bantuan,” harapnya.
Sedangkan pemilik tambak ikan patin yang lain, H. Ruspandi mengatakan ada sekitar 3000 ekor anakan ikan patinnya yang mati.
“Sebenarnya bukan punya saya saja yang mati, tapi juga pemilik tambak ikan yang lain juga. Tambak saya sendiri sudah mati sejak seminggu, katanya akibat cuaca yang mengakibatkan air jadi asam. Kalau di total sekitar 3 juta rupiah kerugian saya karena anakan ikan dengan ukuran seperti ini harganya sudah sekitar 1000 rupiah perekor,” ujar pemilik pemancingan Al Kautsar Sungai Batang ini.
Fungsional Pengendali Hama Penyakit Ikan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, drh. Bambang Setyo Sihananto menjelaskan bahwa Tim Gabungan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar dan BPBAT Mandiangin sudah melakukan pengambilan sample dan pengukuran kualitas air di tambak ikan yang ikannya mati.
“Menurut hasil sementara yang kami lakukan, kualitas air kurang bagus akibat kurang oksigen. Nanti hasil pemeriksaan ini akan kami laporkan ke pihak terkait,” ungkapnya.
Drh. Bambang menjelaskan bahwa dari gejala klinis sementara ada infeksi bakteri pada ikan, tapi pihaknya akan melakukan konfirmasi lebih lanjut melalui pemeriksaan di laboratorium.
“Kasus ini sendiri tidak tunggal, yang pasti ada penurunan kualitas ikan yang membuat kekebalan ikan menjadi turun dan akibatnya infeksi masuk yang membuat ikan banyak matu,” jelasnya.
Dia pun mengatakan hasil pemeriksaan di laboratorium akan keluar sekitar 5 hari mendatang dan akan di konfirmasi lagi apakah benar kasus kematian ikan tersebut diakibatkan infeksi bakteri atau tidak serta berapa lama pertumbuhannya.