TERAS7.COM – Semangat para pegiat seni di Kabupaten Banjar tidak pernah ada habisnya, darah seni yang mengakar membuatnya tidak habis menghasilkan karya seni tari.
Roni pemilik sanggar Kemilau Intan yang berada di daerah Sekumpul mengatakan, bahwa dari kecil tidak pernah lepas dari dunia seni, apalagi bapaknya seorang pemain gendang dan suling, sedangkan ibunya adalah seorang penari, jadi sama sama berkecimpung di dunia seni juga.
Roni mengatakan dari semenjak Sekolah Dasar (SD), selalu dipercayai untuk ikut kegiatan seni mewakili sekolah-sekolah untuk lomba tari, untuk lebih memperdalam lagi ilmu seni dan budaya dia untuk jenjang perguruan tingginya memilih kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) jurusan seni tari.
Roni yang juga seorang tenaga pengajar honorer pada tahun 2013 berhasil mendirikan sanggar tari yang berdiri sampai sekarang dan selalu mewakili kabupaten Banjar menjuarai kejuaraan Seni tari di kalimantan selatan sehingga mewakili pertunjukan nasional dan internasional.
“Karena pentingnya suatu wadah untuk menyalurkan bakat seni anak-anak, pada tahun 2013 saya bisa mendirikan Sanggar Kemilau Intan,” terangnya.
Disanggar ini sudah seperti sekolah karena menggunakan kurikulum seperti disekolah, ada target khusus yang harus dicapai tiap bulannya, merekapun mendapatkan nilai dan akan selalu dievaluasi, serta untuk menambah jam terbang anak didiknya selalu diikutsertakan dalam ada kelas perunggu, per kelas perunggu untuk anak usia dini, kelas perak untuk anak sekolah dasar, kelas emas untuk sekolah menengah pertama dan kelas berlian untuk sekolah menengah atas dan mahasiswa.
“Disanggar ini mereka kita didik tidak hanya untuk menjadi seorang player yang mencintai seni dan budaya, tapi bisa menjadi komposer atau koreografer dan sekarang saya terapkan disanggar untuk kelas tari, diseluruh Kalimantan selatan setiap ada kejuaraan, alhamdulillah yang selalu menjadi pesaing kita adalah mantan anak didik saya yang sekarang sudah menjadi pembimbing dan memiliki sanggar didaerahnya masing-masing, saya bangga,” terangnya.
Empat kelas tari tersebut dibimbing oleh pelatih yang berbeda, mereka merupakan pelatih yang sudah lama disanggar kemilau intan.
“Ada empat kelas disini dilatih oleh pelatih yang berbeda yang sudah saya didik,” paparnya.
Roni diminta melatih Darul Hijrah Putra dan ikut lomba 2021 mewakili tingkat nasional tari Festival Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional (FLS2TN) ajang tahunan kemendikbud yang dilakukan secara virtual.
Beberapa daerah di Indonesia pernah dikunjunginya untuk unjuk gigi dalam seni tari yakni ke Jogjakarta, Solo, Surabaya, Jakarta dan Manado.
Ditahun 2019 ia juga mewakili Kalimantan Selatan bersama beberapa orang dari sanggar yang lain se Kalimantan Selatan di Finlandia dan Estonia.
“Saya mewakili Kalimantan Selatan dan beberapa perwakilan dari sanggar yang lain, berangkat ke Finlandia dan Estonia dalam ajang Asian Day dengan tari yang ditampilkan yaitu, tari Tirik Lalan, Mahelat Lebo dan Japin Sigam tarian kurang lebih ada 6 tarian asli Kalimantan Selatan, alhamdulillah saya selalu diberikan kepercayaan,” kenangnya.
Pada saat Pandemi kegiatan disanggar lumpuh total memberhentikan kegiatan disanggar, tapi pada saat ini pula memunculkan suatu karya yang bisa dinikmati setiap ada acara penyambutan baik dilingkungan pemerintahan, kepolisian, instansi dan lembaga lainnya yang mana memberikan pemasukan yang tidak sedikit.
“Sepi job tidak ada kegiatan, akan tetapi walaupun tidak ada job, tidak pernah membunuh kreativitas saya sebagai seniman gila, karena kalau tidak berkarya badan sakit, akhirnya dengan ketekunan kami dapat menciptakan karya tari Al banjari, yaitu tari penyambutan ditanah banjar hampir setiap Minggu diundang tampil, alhamdulillah responnya baik banyak yang suka berkat perjuangan sama-sama disanggar,” tuturnya.
Roni yang saat ini fokus menyelesaikan pendidikan S2 manajemen pendidikan, seni tari memang telah membawanya ke arah puncak, tapi itu tidak serta merta Roni melupakan kehidupan agamanya, bantuan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan selalu dia berikan dengan ringan tangan.
“Guru saya pernah berkata, ibadah jangan dijadikan untuk budaya, tapi berbudaya sambil ibadah itu lebih baik, dengan seni bisa beramal, dengan seni mampu untuk beribadah, seni budaya dan agama tidak bisa bersatu tapi bisa berdampingan,” katanya.
Roni pernah kedatangan tamu penting langsung dari dirjen Kemendikbud, selain silaturahim mereka mengapresiasi mengenai sanggarnya yang menggunakan kurikulum seperti sekolah sekolah umum, dukungan dari pemerintah provinsi Kalimantan Selatan dan kabupaten Banjar sangatlah besar bagi sanggar kemilau intan ini.
“Ratusan sanggar diluar sana berharap kepercayaan penuh dari pegiat usaha seni, instansi pemerintah ataupun penanam modal asing pencinta seni, yang mana kepercayaan itu sangat diharapkan sanggar-sanggar yang lain, tetapi amanah itu dipercayakan hanya kepada sanggar kemilau intan, ini suatu kebanggaan bagi saya,” pungkasnya.
Dari anak anak didiknya disanggar mereka mendapatkan pelajaran yang baik mengenai seni tari oleh Roni.
Seperti Anisa Hikmah dan Siti Intan Permata Marpaung kepada teras7.com mengungkapka, Ronoi meupakan pembmbing terbaik, penuh rasa sabar yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
“Kak Roni membimbing kami dengan baik dan penuh kesabaran sehingga lebih percaya diri baik di sekolah dalam pergaulan maupun saat tampil menjadi penari pada suatu acara pertunjukan, kami berharap menjadi seorang penari terbaik yang bisa mewakili Indonesia dipentas dunia nantinya, tentunya dengan bimbingan kak Roni,” tandasnya.