TERAS7.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar meninjau aliran Sungai Martapura.
Dalam beberapa hari ini debit air yang berada di aliran sungai Martapura mengalami peningkatan dan bahkan di berbagai desa yang berada di aliran sungai Martapura mengalami kebanjiran akibat curah hujan dengan intensitas cukup tinggi.
Kenaikan air tersebut membuat pergerakan air lebih cepat dan juga membuat tanah yang berada di bibir sungai tergerus dan mengakibatkan sebagai bibir sungai mengalami longsor dan membuat jalan yang berapa di tepi sungai menyempit.
Untuk mengatasi tergerusnya tanah yang berada di bibir sungai terutama di Kecamatan Sungai Pinang perlunya ada penanganan dan langkah yang perlu dilakukan agar jalan tidak menyempit dan bahkan hilang akibat tergerus air.
Untuk melihat langsung kondisi tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar menelusuri jalan yang berada di samping aliran sungai Martapura yang saat ini debitnya mengalami kenaikan.
Ada 3 anggota yang melakukan kunjungan yakni Ahmad Syarwani dari fraksi Nasdem, Syarkawi dari fraksi Gerindra dan dan Muhammad Zaini dari fraksi PPP yang mereka merupakan perwakilan DPRD Kabupaten Banjar dari dapil 5.
“Kita hari ini bersama beberapa anggota DPRD Kabupaten Banjar berinisiasi melihat secara langsung aliran sungai yang berada di daerah kawasan desa Rantau Nangka Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar,” ungkapnya Ahmad Sarwani anggota DPRD Kabupaten Banjar.
Tujuan kunjungan ini untuk melihat secara langsung aliran sungai Martapura sekaligus untuk mematikan kondisi jalan yang berada di samping sungai, dan bibir sungai tergerus oleh air yang deras dan mengakibatkan terjadinya pembesaran pada sungai dan menyempitnya jalan yang berada di aliran sungai Martapura.
“Perlu kiranya langkah langkah kongkrit terutama pengalihan jalan poros penghubung antar desa di wilayah ini akibat semakin tergerusnya badan jalan yg dapat membahayakan pengguna jalan dan warga sekitar,” ungkapnya.
Sarwani menjelaskan bahwa tidak hanya di desa ini saja, tetapi ada beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar yang mengalami hal serupa diantaranya Kecamatan Pengaron, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Mataraman, Kecamatan Astambul dan Kecamatan lainnya.
Dengan kondisi seperti ini, menurut Sarwani diperlukan kolaborasi serta komunikasi secara intens dengan pihak pihak terkait agar kondisi jalan yang berada di aliran sungai Martapura tidak bertambah memperhatikan.
“Dalam waktu dekat, kami akan tindak lanjuti serta koordinasi dengan balai besar sungai provinsi Kalimantan Selatan yang memang mempunyai wewenang penuh terhadap kondisi aliran sungai di Kabupaten Banjar,” ucapnya. Sarwani juga berharap dari Balai Besar Sungai 3 Provinsi Kalimantan Selatan dapat segera menindaklanjuti melalui kajian kajian teknis terhadap progres rehabilitasi aliran sungai di sepanjang wilayah Kabupaten Banjar.