TERAS7.COM – Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di Kota Banjarbaru semakin merajalela, kabut asap pun seperti sudah biasa terjadi hampir setiap harinya di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan tersebut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarbaru, hingga 28 September, karhutla sudah terjadi 386 kali, dengan total luasan lahan terbakar mencapai 386,292 hektar.
Kendati demikian, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru ternyata masih belum berani menaikkan status kebencanaan karhutla menjadi darurat.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru Zaini, menaikkan status karhutla menjadi darurat tidak semudah yang dibayangkan.
“Status itu tidak semudah yang kawan-kawan bayangkan, ada hal-hal yang perlu kita pelajari betul-betul,” ujar Zaini, ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Banjarbaru, pada Jumat (29/09/2023).
Lanjut Zaini, jangan dikira jika karhutla tahun ini sama dengan kejadian serupa pada tahun 2018-2019 lalu.
Pasalnya kata Zaini, karhutla pada 2018-2019 di Kota Banjarbaru kala itu sangat luar biasa dampaknya.
Sedangkan saat ini, meski dikepung karhutla, menurutnya roda perekonomian hingga transportasi di Kota Banjarbaru masih aman.
“Kalau 2018-2019 memang itu luar biasa dampaknya. Sekarang kan ekonomi masih bisa jalan, transportasi bisa jalan dan tidak mengganggu,” ucapnya.
Apalagi kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat karhutla di Banjarbaru, menurutnya juga masih sedikit.
“ISPA pun hanya sedikit, ribuan yang dikatakan Dinas Kesehatan itu terjadi keseluruhan dari Januari. Jadi, itu lah yang perlu kawan-kawan mengerti,” kata Zaini.
Meski begitu, pihaknya mengaku tetap optimal melakukan penanganan karhutla di Kota Banjarbaru, tentunya bekerja sama dengan berbagai pihak.
“Kami tetap optimal melakukan pembasahan, tentunya tidak lepas dari kerja sama dengan pihak-pihak lain, seperti TNI, Polri, BPBD Provinsi,” imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang warga Landasan Ulin Timur, Lia mengaku jika kabut asap akibat karhutla baru-baru ini sampai masuk ke bagian dalam kamar rumahnya.
Parahnya lagi, bayinya yang berada di rumah turut menghirup asap dari karhutla tersebut.
“Langsung kehirup anak saya bang asapnya. Bagian dalam rumah hampir tidak keliatan,” tandasnya.