TERAS7.COM – Dalam kegiatan Journalist Camp 5 yang berlangsung di Villa Akung, Desa Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar, Ahli Pers Dewan Pers, Fathurrahman, menekankan pentingnya peran pers sebagai penjaga etika di tengah derasnya arus informasi dari media sosial.
Ia menyebut bahwa kemajuan teknologi informasi telah mengubah lanskap media secara signifikan. Jika sebelumnya pers bersaing dengan sesama media seperti surat kabar, radio, atau televisi, kini tantangan datang dari media sosial yang memungkinkan siapa pun menyebarkan informasi tanpa filter.
“Pers kini tidak hanya bersaing dengan sesama media. Tantangan terbesar justru datang dari media sosial, di mana semua orang bisa membagikan informasi secara bebas melalui platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok,” ujar Fathurrahman.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa pers tetap memiliki peran unik dan krusial karena berlandaskan pada etika, hukum, dan proses verifikasi fakta hal yang sering kali tidak ditemukan dalam konten media sosial.
“Pers menyajikan fakta yang berimbang dan diolah dengan tanggung jawab. Di sinilah letak pentingnya peran pers bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi juga menjaga kualitas dan integritasnya,” jelasnya.
Fathurrahman juga membuka kemungkinan bahwa di masa depan, akan muncul kreator digital yang mengadopsi prinsip jurnalistik. Namun, menurutnya, esensi pers harus tetap dijaga: menyajikan informasi yang diverifikasi dan berpihak pada kepentingan publik.
“Wajah pers mungkin berubah, tetapi prinsip dasarnya tetap sama: menyampaikan fakta yang diuji, tanpa kepentingan tersembunyi, dan untuk kebaikan masyarakat,” pungkasnya.