TERAS7.COM – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmikan Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, sepekan tadi.
Unit produksi Gabus Haruan ini dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan tujuan untuk menghasilkan induk unggul bagi pembudidaya ikan sebanyak 25–30 ribu ekor per tahun.
Unit produksi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dari penggunaan induk di alam, dimana keunggulannya indukan tersebut sudah terdomestikasi, adaptif terhadap lingkungan budidaya, memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki kemampuan telusur sumber benihnya.
Unit ini juga menjadi model usaha produksi benih dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta benih/tahun yang nantinya dapat dengan mudah diadopsi masyarakat karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan biaya investasi yang relatif murah.
BPBAT Mandiangin juga telah membangun unit produksi maggot di Instalasi Budidaya Ikan Bincau pada lahan seluas 1.000 meter persegi dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 18 ton/tahun.
Unit ini diharapkan menjadi salah satu langkah terobosan untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga murah dan kualitas yang baik dengan menggunakan bahan baku lokal karena selama ini pakan berkontribusi lebih dari 60% untuk biaya produksi.
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu, pihaknya terus mendorong keberlanjutan ikan endemik, salah satunya pada komoditas ikan Gabus Haruan di Kalimantan Selatan.
Ikan Gabus Haruan katanya begitu populer dengan permintaan pasar dan bernilai ekonomi yang tinggi.
“Tapi di sisi lain keberadaannya di perairan semakin menurun akibat penangkapan secara berlebih, sehingga perlu dibudidayakan. Hal tersebut sejalan dengan program prioritas KKP dalam pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal,” katanya.
Pembangunan kampung budidaya sendiri bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan pangan, serta mendukung, keberlanjutan ikan-ikan endemik lokal.
Kepala BPBAT Mandiangin Andy Artha Donny Oktopura menambahkan pembangunan unit produksi Gabus Haruan menjadi upaya strategis BPBAT Mandiangin dalam akselerasi pelaksanaan program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut.
“BPBAT Mandiangin berkomitmen dalam berbagai bentuk dukungan di antaranya penyediaan induk unggul dan benih bermutu, bantuan sarana dan prasarana budidaya serta pendampingan teknis,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan panen calon induk Gabus Haruan sebanyak kurang lebih 3.000 ekor dengan berat total kurang lebih 0,8 ton dan ikan Papuyu yang dihasilkan dengan teknologi bioflok sebanyak kurang lebih 0,6 ton.