TERAS7.COM – Sepekan sudah Pasar Wadai Ramadan 1443 yang di buka Bupati Banjar Saidi Mansyur pada 3 Maret 2022 lalu ini berlangsung.
Even tahunan yang digelar Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar bertempat di Jalan Kenanga samping RTH Ratu Zalecha Martapura.
Namun di gelarnya Pasar Wadai Ramadan ini bukan tanpa menimbulkan masalah, selain tampak sepi, keberadaan pasar tersebut juga membuat Jalan Kenanga harus ditutup.
Alhasil beberapa pemilik toko di Jalan Kenanga tersebut mengeluhkan penutupan jalan tersebut karena membuat mereka mengalami kerugian.
Bahkan kerugian tersebut membuat omzet beberapa pemilik usaha di Jalan Kenanga turun lebih dari 50 persen.
Hal ini diungkapkan Muhammad Noor, salah satu pemilik usaha di jajanan makanan yang usahanya tertutup pasar wadai ramadan kepada Teras7.com pada Sabtu sore (9/4/2022).
“Sama saja dengan usaha kami ada penurunan drastic 30 sampai 60 persen. Kalau di toko sebelah malah sampai 70 persen lebih,” ujarnya.
Bahkan sempat ada toko yang penjualannya nihil selama beberapa hari akibat penutupan Jalan Kenanga demi Pasar Wadai Ramadan 1443 Hijriyah ini.
Muhammad Moor berharap segera ada perubahan yang dilakukan pemerintah agar usaha mereka tak mati.
“Masih ada 20 hari lebih bulan puasa, perlu diubah agar jalan roda 2 tetap bisa. Kalau ditutup, akhirnya kan banyak orang yang mau menuju pasar wadai pindah menjual ke lokasi lain,” harapnya.
Sementara itu pemilik toko yang lain yang enggan namanya disebutkan juga membenarkan sepinya pelanggan akibat penutupan jalan tersebut.
Akibatnya omset penjualannya menurun, yang biasanya per hari mampu mencapai 5 juta rupiah, kini menurun menjadi 700 ribu akibat penutupan Jalan Kenanga untuk Pasar Wadai Ramadan.
Tak hanya tokonya saja, pemilik usaha lain termasuk pedagang kecil yang ada di ritel modern di samping RTH Ratu Zalecha ini katanya juga mengeluhkan penurunan omset penjualan.
“Kita melihat penutupan jalan untuk pasar wadai ini dilakukan secara terburu-buru dan tidak memikirkan dampak kepada masyarakat. Pemerintah tidak bisa membedakan culture sosial di masyarakat Kabupaten Banjar khususnya martapura,” katanya.
Dengan menutup akses jalan sambungnya banyak sekali masyarakat yang terdampak, khususnya mereka yang memiliki usaha di Jalan Kenanga Martapura.
“Salah satunya aktifitas bongkar muat barang dari truk besar ke toko-toko, wisatawan yang mau ke pertokoan CBS juga harus memutar jalan, sedangkan banyak orang yang tidak tahu harus memutar jalan melewati jalan yang mana. Dan setahu saya, penutupan jalan itu ditutup ada aturan hukumnya, tidak bisa sembarangan seperti ini,” jelasnya.
Bahkan tambahnya keberadaan pasar wadai ramadan tersebut sebelum dibuka Bupati Banjar membuat salah satu pemilik toko yang menjual makanan ringan di lokasi tersebut menolak dengan keras.
Tak hanya itu, ia sebagai salah satu pemilik usaha dilokasi tersebut juga sempat melakukan protes ke pemerintah melalui dinas terkait.
“Kalau mau coba bikin pasar wadai di alun-alun RTH Ratu Zalecha saja, di jalan jadi parkiran. Adakan seperti konser atau hias-hiasan disana dan buka sampai jam 11 malam kaya pameran, lebih baik. Kalau seperti sekarang cenderung dipaksakan,” ungkapnya.
Apalagi dengan penutupan jalan ini lanjutnya, kondisi Jalan Kenanga menjadi seperti kuburan kalau di malam hari.
“Kayak kuburan loh kalau malam, tak ada lagi riuh-riuh masyarakat yang bersantai di sana seperti sebelum jalan ditutup,” ujarnya.
Keluhan pemilik usaha di Jalan Kenanga Martapura ini pun ditanggapi oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar M. Rofiqi yang berkunjung ke pasar wadai tersebut.
Kepada perwakilan pemilik usaha tersebut, Rofiqi berjanji akan memanggil dinas terkait mengenai sepinya pasar wadai dan juga potensi merugikan pemilik usaha di sekitar.
“Segera akan kita panggil. Ini juga menjadi Pekerjaan Rumah buat kita karena lokasinya sendiri kurang tepat. Disini sudah ada indomaret juga toko dan warung, akhirnya masyarakat tak bisa ke sini karena jalan tertutup dan juga ada barrier di jalan. Jadinya orang takut ke sini,” janji Rofiqi.