TERAS7.COM – Polemik arogansi Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Banjar tak kunjung selesai, hal ini memicu komentar dari pengamat pemerintahan Badrul Ain Sanusi.
Kepada teras7.com seorang pegawai Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Banjar yang meminta namanya dirahasiakan menceritakan perilaku Kepala dinasnya yang arogan, menindas dan mengintimidasi bawahannya.
Dian Marliana nama Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Banjar dari tutur cerita bawahannya ini, sudah sering diingatkan bahkan sempat diangkat pada hak Angket DPRD Kabupaten Banjar hingga dibentuk Tim Kode Etik dari Pemerintah Kabupaten Banjar yang terdiri dari Kepala Inspektorat, Kepala BKPSDM, dan Asisiten 3 Bupati Banjar, namun hal itu tidak mempan hingga sekarang.
“Dalam hak angket DPRD Banjar kemarin menyimpulkan bahwa dia masih layak, tapi kami masih tidak puas, sampai akhirnya didamaikan oleh Tim Kode Etik dengan memberikan cuti kerja kepada ibu Dian,” ungkapnya, Minggu (03/11/2024).
Ia juga menceritakan arogansi sosok kepala dinasnya kembali dilakukan setelah masa cutinya berakhir, datang kembali ke kantor dengan mengintimidasi rekar rekan kerjanya, hingga ada beberapa orang yang jatuh sakit smpai dirawat di rumah sakit karena mengalami strok.
“Setelah 23 hari cuti, ibu Dina kembali turun ke kantor dan menekan rekan kerja yang lain sampai jatuh sakit, ada juga yang sampai mengalami strok hingga dirawat di rumah sakit,” tuturnya.
Pihaknya pun tidak tinggal diam, beberapa hari kemarin rekan kerjanya yang tidak ia diketahi melakukan aksi dengan menggembok pintu kantor sebagai bentuk penolakan terhadap Dian Marliana, namun ia heran tidak ada tindakan yang jelas dan konkret dari Tim Kode Etik bahkan Bupati Banjar hingga hari ini dan dibiarkan berlaur larut.
“Kami meminta kepada kawan kawan media dan pihak lain agar bisa membantu kami di Dinas Sosial ini, kami tidak ingin dipimpin ibu Dian kami tidak mau lagi, kami tidak mau diintimidasi atasan yang arogan dan gila hormat, kami tidak sanggup,” harapnya.
Menyikapi hal itu Badrul Ain Sanusi mengingatkan yang bersangkutan Dian Marliani agar menyadari dirinya dan legowo melepas jabatannya karena sifat dan tindakannya yang banyak tidak disukai bahwannya.
“Dian Marliana juga harus sadar diri dan introfeksi diri, legowo melepas jabatannya karena banyak tidak disukai oleh bawahannya, karena kkalau dipaksakan ini akan menghambat pelayanan dan merugikan publik,” ucapnya.
Menurut Badrul, perilaku yang dipertontonkan oleh Dian Marliana sangat tidak mencerminkan seorang pemimpin sebagai seorang pejabat.
Ia juga mengingatkan kepada Inspektorat dan Pj Bupati Banjar agar wajib secara tegas melakukan pembinaan dan pembelajaran kepada para pejabat yang akan diletakan sebagai kepala dinas atau kepala badan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar, agar memiliki sifat yang bisa diterima semua pihak dr segi sifat prilaku maupun kinerjanya secara baik dan benar
“Harusnya dalam melakukan seleksi seorang yang akan dijadikan sebagai kepala dinas, tentu tidak hanya dinilai dari kinerjanya, tetapi tentu juga dinilai bagaimana kepribadian dan sifat dan karakternya, jangan sampai malah berdampak seperti ini, membuat malu pemerintahan dan menghambat pelayanan public,” pungkasnya.
Sementara yang bersangkutan Dian Marliana tidak bisa dihubungi, begitupun Kepala Inspektorat Kabupaten Banjar Riza Dauly, sampai berita ini diterbitkan.