TERAS7.COM – Kota Banjarbaru sepertinya tak bisa dipisahkan dengan seorang arsitek bernama Van Der Pijl. Sebab, Van der Pijl merupakan orang yang sangat berjasa atas berdiri kota berjuluk Idaman tersebut.
Van Der Pijl adalah seorang arsitek asal Kota Brakel Provinsi Gelderland, Belanda, yang lahir pada tanggal 23 Januari 1901. Nama aslinya adalah Dirk Andries Willem Van Der Pijl.
Van der Pijl adalah anak pertama dari Dirk Govert Van Der Pijl dan Cornelia Elisabeth Adriana Scholten. Van Der Pijl memiliki seorang Isteri bernama Anna Gaspers keturunan Belanda yang lahir pada tanggal 27 Desember 1915 di Gombong, Jawa, Indonesia.
Dari pernikahannya dengan Anna Gaspers, Van Der Pijl memiliki dua orang anak perempuan yaitu Andrea Cornelia, dan Marijke Elizabeth. Dari kedua orang putrinya ini, Van der Pijl mendapatkan empat orang cucu.
Menurut Riko Hasyim, tokoh Banjarbaru selaku anak angkat Van der Pijl mengatakan bahwa, Van Der Pijl menggunakan bahasa Banjar untuk berkomunikasi sehari-hari di masyarakat.
Bahkan, katanya, karena sudah lama di Banjarbaru, Van Der Pijl menganggap dirinya merupakan orang Banjar.
Mengenai hasil karya Van Der Pijl, ia mengatakan bahwa hampir 70 persen pembangunan di Banjarbaru merupakan hasil buah pemikiran Van Der Pijl.
Uniknya, lanjut Riko, dulu setiap rumah yang dirancang Van Der Pijl pasti memiliki pohon jambu mente atau pohon kasturi di halaman depannya.
Mengenai awal mulanya rancangan Van Der Pijl untuk Kota Banjarbaru, dikutip dari Dikutip dari Studi Tata Ruang Kota Rancangan Van Der Pijl Kasus: Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang ditulis Naimatul Aufa dan Pakhri Anhar dijelaskan, pada Tahun 1951, Gubernur Kalimantan, dr. Murjani memiliki usulan untuk merancang Gunung Apam atau sekarang Banjarbaru menjadi Ibu Kota Provinsi Kalimantan.
Pada tahun 1953, dr. Murjani merealisasikan keinginannya untuk merancang ibukota Kalimantan di Banjarbaru dibantu seorang arsitek Belanda yaitu Van Der Pijl.
Van Der Pijl mulai merancang pembangunan perkantoran dan permukiman di wilayah Gunung Apam. Wilayah ini pun akhirnya disebut dr. Murjani dengan nama sementara Banjarbaru yang merupakan istilah untuk kota baru di wilayah Banjar.
Sejumlah rancangan hasil karya Van Der Pijl yang bisa dijumpai hingga kini di Banjarbaru seperti Kantor Balai Kota, Lapangan Murjani, kantor pemerintahan seperti Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru, Badan Kepegawaian Daerah, Dinas PUPR Banjarbaru lama, Kantor Satpol PP Banjarbaru, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru, dan sejumlah rumah permukiman.
Van Der Pijl merancang Kota Banjarbaru dengan sangat terstruktur dan tata ruangnya pun bersifat universal, terlihat dari kawasan permukiman yang sengaja dirancang mengelilingi kawasan perkantoran.
Disisi lain dari kawasan permukiman yang tidak berbatasan degan kawasan perkantoran, terdapat kawasan perindustrian, pendidikan dan perniagaan.
“Kota Banjarbaru memiliki ciri tata ruang kota yang bersifat universal, yaitu adanya kawasan pusat pemerintahan, ditandai oleh keberadaan istana/keraton, dalam hal ini yang berfungsi mewakili Istana adalah Balai Kota Banjarbaru, serta ruang terbuka atau alun-alun atau central square yang terletak di depannya, dalam hal ini yang mawakili ruang terbukanya adalah Lapangan Murjani,” tulisnya.
Bahkan, drainase dan ruas jalan di Banjarbaru yang saling terhubung merupakan buah pemikiran dari arsitek asal Belanda yang sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut.
Bagi masyarakat yang menyusuri Kota Banjarbaru sangat mudah untuk menemukan taman. Di pusat Kota, terdapat ruang terbuka yang menjadi titik pusat kota. Ruang terbuka ini berupa lapangan dan taman. Lapangan merupakan tempat segala aktivitas masyarakat Banjarbaru, yang dikenal dengan sebutan Lapangan Murjani.
Berdampingan dengan Lapangan Murjani, terdapat beberapa taman dengan fungsinya masing-masing, seperti Taman Van Der Pijl dan Taman Idaman, serta beberapa taman yang diyakini merupakan rancangan dari Van Der Pijl.
Awalnya pada masa rancangan Van Der Pijl, tata ruang perkotaan dibagi menjadi 4 zona yaitu Banjarbaru 1 di Kemuning, Banjarbaru 2 di Panglima Batur sekitaran PLN UIW Kalselteng, Banjarbaru 3 di Komet, dan Banjarbaru 4 di sekitaran SMK YPK Banjarbaru.
Dalam prosesnya merancang Kota Banjarbaru, Van Der Pijl rupanya diminta Soekarno, Presiden Indonesia saat itu untuk merancang Ibu Kota Negara baru yang saat itu direncanakan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Pada tahun 1961, Van Der Pijl mengakiri masa tugasnya sebagai Pegawai Negeri Sipil dan memutuskan kembali ke Banjarbaru untuk menghabiskan masa tuanya hingga menutup usia pada 27 September 1974.