Dengan berselancar di website kami, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi kami.
Accept
Teras7.comTeras7.com
  • INDEKS BERITA
  • NEWS
    • Nasional
    • Berita Umum
    • Ekonomi
    • Layanan Publik
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Banjir KalSel
  • LIFE
    • Education
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Kilas Balik
  • HEALTH
  • TRAVEL
  • FOOD
Search
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Reading: Di Eranya, Kota Banjarbaru Pernah Jadi Saksi Pertarungan Pemuda Komunis-Anti Komunis
Share
Sign In
Notification Show More
Aa
Teras7.comTeras7.com
Aa
Search
  • Indeks Berita
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Pemerintahan
  • Lifestyle
  • Budaya
  • Opini
  • Education
  • Ekonomi
  • Video
  • Berita Umum
  • Environment
  • Infrastruktur
  • Kesehatan
  • Kilas Balik
  • Kuliner
  • Layanan Publik
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Religi
  • Sosial
  • Teknologi
  • Travel
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.

Di Eranya, Kota Banjarbaru Pernah Jadi Saksi Pertarungan Pemuda Komunis-Anti Komunis

Rizki Saputera
Rizki Saputera 21 Desember 2021, 18.49
Share
Salah satu ikon Banjarbaru, yakni Balai Kota Banjarbaru yang menjadi perkantoran Walikota Banjarbaru dan berada di Jalan Panglima Batur Timur ini merupakan bangunan bergaya arsitektur modern ini dirancang oleh arsitek D.A.W. Van der Peijl. (Foto: Rizki)
SHARE

TERAS7.COM – Kota Banjarbaru pada era tahun 1964 an adalah sebuah Kota Kecamatan yang sarat dengan dinamika.

Sebelum jadi kota “metropolitan” sementereng saat ini, pada era itu sudah muncul tuntutan masyarakat Kewedanaan Berangas dan Kecamatan Banjarbaru agar daerahnya bisa naik status menjadi Daswati II dan Kotapraja tingkat II Banjarbaru.

Dalam perkembangan yang dinamis inilah, pemuda Banjarbaru disusupi pemikiran berhaluan komunis (pro) maupun anti komunis.

Hal ini diungkapkan Dosen PSP Sejarah FKIP ULM Banjarmasin, Mansyur melalui salah satu tulisannya yang diterima Teras7.com beberapa waktu yang lalu.

Aksi pemuda pro komunis kata Ketua LKS2B Kalimantan dan Tim Riset LAKPL Kalsel ini lebih banyak terjadi sebelum peristiwa G30S/PKI.

Baca juga :

Susun Rencana Pembangunan 2026, Pemko Banjarbaru Sesuaikan Kebutuhan Masyarakat

Hendropriyono Tegaskan Perencanaan Pembangunan Nasional Tidak Boleh Abaikan Sejarah

Jalankan Sistem Pengadaan Barang Transparan dan Efisien, Kota Banjarbaru Raih Procurement Award 2025

“Ketika itu muncul Resolusi Pemuda Rakyat Banjarbaru No. R/65/2 yang dikeluarkan tahun 1965 tanggal 25 Juli 1965 antara lain berisi menuntut pembubaran Partai Murba, dan emudian Nasakomisasi untuk Aparatur Negara,” ungkapnya.

Selain itu Pemuda Banjarbaru yang pro Komunis tadi menuntut retooling Aparatur Negara dari atau sampai ke tingkat bawah dan melaksanakan Pemilihan Umum.

Tugu bundaran dengan hiasan bentuk intan ini berada di simpang empat Banjarbaru yang membagi arah dari Banjarbaru ke Martapura, Jalan Sungai Ulin dan Jalan Mistar Cokrokusumo, dekat Kampus ULM. Tugu ini menggambarkan Banjarbaru memiliki sumberdaya alam berupa batu mulia. (Foto: Rizki)

“Pemuda Banjarbaru juga mendukung Musyawarah Besar Tani, untuk melancarkan pelaksanaan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) dan Undang-undang Pokok Bagi Hasil (UUPHB). Tidak hanya itu, tetapi juga muncul tuntutan men-nasakom-kan Wakil Gubernur, Wakil Ketua DPRD-GR Tk. I dan TK. II dan anggota-anggota BPH Tk. II se Kalimantan Selatan,” tambah Mansyur.

Sementara aksi pemuda Banjarbaru anti komunis muncul pasca peristiwa G30S/PKI, yang memunculkan dinamika lain ketika kondisi berbalik.

“Pada tanggal 12 Februari 1966 demonstrasi dilanjutkan lagi secara lebih meluas dengan dukungan pemuda dan mahasiswa dari Banjarbaru yaitu aksi cotar-coret terhadap rumah dan toko milik orang tionghoa dengan tulisan-tulisan ‘Usir warga RRC; Ganyang PKI,’ dan sebagainya,” ujarnya.

Saat itu menurut anggota Tim Ahli Cagar Budaya Banjarmasin ini, pemilik toko cat membuka tokonya dan mempersilahkan kepada demonstran untuk mengambil cat guna keperluan aksi tersebut.

Apalagi setelah  tanggal 26 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).

“Dengan Keputusan Presiden tentang pembubaran KAMI tersebut, maka secara de jure KAMI tidak bisa bergerak seperti biasa. Sebagai tindakan strategik kemudian aktivis-aktivis KAMI berintegrasi ke dalam KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia),” terang Mansyur

Tercatat aktivis KAMI di Banjarbaru adalah Mulyadi Yusuf (PMII), Ismet Inonu (GMNI), Addi Maswardi (APDN) serta Rachmadi.

“Dengan adanya kekompakan antara mahasiswa, pelajar, pemuda, masyarakat dan ABRI maka dalam waktu singkat kekuatan PKI/Ormasnya di Kalimantan Selatan dapat dilumpuhkan,” sambungnya.

Walaupun demikian ternyata tambah Mansyur, masih ada sentra-sentra yang dicurigai disusupi oleh oknum PKI, terutama di daerah Banjarbaru sebagai tempat konsolidasi mereka.

Hal ini dimungkinkan karena di Kota Banjarbaru sendiri terpusat proyek-proyek besar bantuan Rusia yaitu Proyek Besi Baja Kalimantan, Proyek Jalan Kalimantan dan Landasan Udara Ulin.

“Para karyawan dikedua proyek tadi sangat aktif dan mengikuti latihan kemiliteran dalam Kesatuan Pertahanan Sipil dengan pakaian dan perlengkapan yang lebih baik dari anggota Pertahanan Sipil lainnya,” kata Mansyur.

Pada era itu, di Banjarbaru gerakan pemuda yang sangat aktif untuk melawan pemuda pro Komunis adalah Gerakan Pemuda Anshor (G.P. Anshor) Wilayah Kalimantan Selatan dengan Ketuanya Said Hasyim.

Koordinasi pengamanan daerah Banjarbaru-Martapura telah dibina dengan efektif antara G.P. Anshor Wilayah Kalimantan Selatan dengan Resimen Brigade Mobil (Brimob) yang dipimpin Letkol Aruman Wirananggapati.

“Malah satuan Brimob meminjamkan beberapa pucuk senapan kepada G.P. Anshor Wilayah Kalimantan Selatan di Banjarbaru,” ungkap Mansyur.

Sampai akhir November 1965, di Banjarbaru seperti di Kampung Mentaos belakang asrama APDN dan Kampung Sumberdadi atau sekarang sungai belakang Pasar Banjarbaru masih terdengar yel-yel dari orang-orang PKI seperti  “Hidup Pancasila, Hidup Pancasila!” diiringi pula oleh lagu Genjer-Genjer dan lagu Darah Rakyat antara lain berbunyi “Darah rakyat masih berjalan, Menderita sakit dan miskin, Akan tiba masa pembalasan, Rakyat yang menjadi hakim.”

“Kondisi ini disinyalir karena lokasi Kampung Sumberdadi sangat dekat dengan Asrama Akademi Pemerintahan Dalam Negeri, yang menurut orang-orang PKI itu dicetak kader-kader birokrat borjuis yang dikenal mereka dengan istilah setan-kota,” bebernya.

Karena itulah para mahasiswa APDN yang tinggal di asrama menggabungkan diri pada Posko Piket G.P. Anshor di rumah Said Hasyim.

Begitu juga dengan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat dipimpin Mulyadi Yusuf (PMII) dan Ismet Ahmad (GMNI) bersama-sama dengan mahasiswa APDN tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).

You Might Also Like

Susun Rencana Pembangunan 2026, Pemko Banjarbaru Sesuaikan Kebutuhan Masyarakat

Hendropriyono Tegaskan Perencanaan Pembangunan Nasional Tidak Boleh Abaikan Sejarah

Jalankan Sistem Pengadaan Barang Transparan dan Efisien, Kota Banjarbaru Raih Procurement Award 2025

Kantah Banjarbaru Luncurkan “Lentera Disabilitas”, Aditya Ajak Kolaborasi dengan Pemko

Petugas Pemungut Pajak di Banjarbaru Diminta Tingkatkan Kompetensi, Sekda: Jangan Sungkan Belajar

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Print
What do you think?
Love0
Cry0
Sad0
Happy0
Angry0
Surprise0
Leave a review Leave a review

Leave a review Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Populer Bulan Ini

TNI-POLRI dan Forkopimda Kotabaru Mantapkan Sinergitas untuk Keamanan dan Pelayanan Masyarakat
29 Maret 2025, 11.41
Untuk ‘Matikan Mesin’ Diduga Ketua GMPD Minta Bayaran 500 Juta!
17 April 2025, 23.50
Sadis! Pembunuhan Jurnalis Juwita Diduga Sudah Direncanakan Pelaku J Oknum TNI AL
29 Maret 2025, 16.26
‘Kami’ Bertanya! Kenapa Juwita?
25 Maret 2025, 07.00
Pendidikan Bintara TNI AD 2024 di Rindam Mulawarman Ditutup, 354 Prajurit Resmi Dilantik!
27 Maret 2025, 21.28
Teras7.comTeras7.com
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Wartawan
  • Tim Redaksi
Selamat Datang!

Masuk ke akun

Register Lost your password?