TERAS7.COM – Drainase di Jalan Trikora tepatnya di belokan menuju Jalan Pandawa Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru terlihat tidak terhubung satu sama lain.
Sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi, di lokasi tersebut acap kali tergenang air dengan kondisi yang lumayan tinggi, tentunya ini berdampak terhadap lalu lintas di sekitaran genangan.
Melalui pantauan teras7.com, sejumlah titik di ruas Jalan Trikora sampai saat ini juga masih belum memiliki drainase.
Seperti yang disampaikan warga sekitar, Andre. Ia membenarkan bahwa saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi, di lokasi tersebut sering kali tergenang air.
“Kalau hujan deras sekali, di sekitaran depan jalan itu (Jalan Pandawa) sering sekali tergenang, dan genangannya cukup dalam, bisa bikin motor mogok,” ujarnya.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Adi Maulana angkat bicara terkait permasalahan tersebut, ia mengatakan bahwa drainase di Jalan Trikora merupakan kewenangan pihak Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan.
Meski begitu, Adi mengaku pihaknya telah berkoordinasi dan sering mengusulkan terkait permasalahan drainase di Jalan Trikora tersebut ke pihak Dinas PUPR Provinsi Kalsel.
“Sebenarnya udah sering kami usulkan untuk penanganan drainasenya, setiap awal tahun biasanya di Maret-April Bappeda Provinsi mengundang kami Rakortekbang,” ujarnya. Jumat (03/12/2021).
Ruas Jalan Trikora pada April 2021, dikatakan Adi sudah diusulkan pihaknya ke Dinas PUPR Provinsi Kalsel untuk dilakukan pemeliharaan jalan dan pembangunan normalisasi drainase, dengan usulan anggaran senilai Rp 67,4 miliar.
“Asusmsi kemarin kami perhitungkan sekitar Rp 67,4 miliar, walaupun untuk penanganan detailnya atau penanganan yang mana lebih prioritas itu kami kembalikan ke teman-teman di PUPR Provinsi,” ungkapnya.
Selain normaliasi drainase, pihaknya juga mengusulkan penggantian Jembatan Sungai Cambai, Jembatan Sungai Basung, dan pembangunan normaliasi drainase di Jalan Mistar Cokrokusumo.
“Menurut yang kami rasakan itu (Jembatan Sungai Cambai, Jembatan Sungai Basung) tidak sesuai lagi dengan lebar jalan, sehingga beberapa kali sering terjadi kecelakaan,” ucapnya.
“Beberapa diantaranya sudah dikerjakan, misalnya di Jalan Mistar Cokrokusumo ada beberapa yang sudah dibangunkan trotoar oleh PUPR provinsi,” sambungnya.
Lebih jauh ia mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih belum menerima jawaban dari surat usulan yang pihaknya berikan ke PUPR Kalsel perihal permasalahan tersebut.
Adi menduga hal ini tak bisa dilakukan oleh PUPR Provinsi dikarenakan anggaran yang dimiliki terbatas, sehingga harus mengerjakan pembangunan yang bersifat lebih prioritas.
Meski begitu, menurutnya PUPR Kalsel juga sudah melakukan pemeliharaan terhadap sebagian apa yang mereka usulkan.