TERAS7.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar kembali menggelar Konferensi Pers melalui video conference bersama jurnalis Banjar pada Senin (18/5).
Juru Bicara GTPP Covid-19 Banjar, dr. Diauddin menjelaskan tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Banjar.
“Jumlahnya tetap 33 orang, terdiri atas 21 orang sedang dirawat, 7 orang dinyatakan sembuh dan 5 orang meninggal,” ujarnya.
Sementara jumlah ODP menurun menjadi 87 orang, sementara terjadi kenaikan jumlah PDP menjadi 15 orang dan kontak erat resiko tinggi menjadi 139 orang.
“Selama Sabtu-Minggu kemarin, Dinkes sudah melakukan rapid test pada 721 orang yang dicurigai seperti ODP, PDP dan kontak erat ditambah dengan keluarganya serta pelaku perjalanan. Dari hasil rapid test tersebut ditemukan 119 orang yang reaktif, dimana 91 orang diantaranya sudah kita ambil swab dan sisanya menolak untuk diambil swab,” jelas.
Diauddin menambahkan akan ada rencana melakukan Rapid test lagi di Pasar Ahad Kertak Hanyar.
“Rencananya pada hari Rabu kita akan melakukan Rapid Test di Pasar Ahad, karena wilayah Kertak Hanyar ini berbatasan langsung dengan daerah merah, yaitu Banjarmasin,” sebutnya.
Sementara itu, Sekda Banjar, HM. Hilman melanjutkan Gugus Tugas akan melakukan Tracking dan Tracing penyebaran Covid19 dengan melakukan rapid test secara masif dan massal selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Gugus Tugas melalui Dinas Kesehatan akan bekerja seoptimal mungkin untuk melakukan Tracking dan Tracing, sehingga gambaran bagaimana kondisi masyarakat kita dampaknya seperti apa dan pada akhir pelaksanaan PSBB kita akan mendapatkan peta penyebaran Covid-19. Sehingga masyarakat yang terpapar akan dipisahkan dari masyarakat lainnya dan akan kita lakukan penanganan sebagai bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Target PSBB dibidang Kesehatan lanjut Hilman berfokus pada Tracking dan Tracing untuk memilih pasien yang positif dan memisahkannya dari yang sehat.
“Karena itu dalam PSBB ini, penting bagi masyarakat untuk tidak beraktifitas keluar rumah dan tidak berkerumun. Jika masyarakat mendukung dan mempermudah tugas kita, maka dalam 14 hari ini akan selesai, karena kita sudah bisa memisahkan yang mana saja yang terbukti positif,” sebutnya.
Sehingga Hilman mengatakan agar masyarakat jangan beranggapan dalam 14 hari ini kasus akan makin berkurang, malah akan bertambah akibat makin banyak kasus yang ditemukan.
“Ini karena massiv-nya kita melakukan Tracking dan Tracing di masyarakat melalui tes massal. Ini merupakan proses pencarian untuk memisahkan mana positif dan negatif, jadi jangan heran jika terjadi lonjakan kenaikan kasus pada saat diberlakukannya PSBB,” terangnya.