TERAS7.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) melangsungkan Media Event “Kawal Ruang Digital” di Amanah Borneo Park, Banjarbaru, pada Kamis (12/10/2023).
Kepala Diskominfo Kalsel, Muhammad Muslim mengatakan, tujuan kegiatan ini yaitu untuk menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan beretika.
“Lewat kegiatan ini, kita berkomitmen bersama dalam mencegah penyebaran hoax, polarisasi, konten negatif, hingga kampanye hitam,” ujarnya.
Khusus untuk penyebaran hoax, menurut Kadiskominfo Kalsel merupakan tantangan terbesar yang harus dihadapi media di era digital seperti saat ini.
Terlebih saat ini kata Muslim, sudah mendekati tahapan kampanye Pemilu 2024. Sehingga, perlu pengawalan media, khususnya dalam hal mencegah black campaign dan penyebaran hoax.
Muslim berharap, lewat kegiatan ini, menjadi komitmen bersama para media di Kalsel dalam mencegah konten negatif yang merusak.
“Kita berharap kepada seluruh komponen, agar konten negatif yang merusak dapat kita cegah bersama-sama,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel, Zainal Hilmi yang turut hadir dalam kegiatan ini menjelaskan soal perbedaan media pers dengan media online di media sosial.
Menurut Zainal, media pers dilindungi Undang-Undang (UU) Pers nomor 40 tahun 1999. Sehingga produk yang terbit merupakan karya jurnalistik.
Berbeda dengan media online di medsos, yang mana menurut Zainal, siapa pun bisa menyajikan berita dalam bentuk apapun, baik itu berita bohong maupun berita informasi.
“Jadi yang terbit di media pers itu adalah produk jurnalistik. Beda dengan media online medsos, siapa pun bisa aktif menyiarkan berita-berita, baik berita bohong maupun berita informasi,” ucapnya.
“Yang jadi persoalan, apabila produk atau berita informasi yang keluar dari media online mendapat keberatan orang lain, maka tegurannya UU ITE,” tambahnya.
Lanjut Zainal, berita hoax ini biasanya untuk kepentingan tertentu, apalagi menjelang Pemilu 2024 bakal banyak muncul informasi bohong.
“Berita hoax ini memang untuk kepentingan sesuatu. Menjelang Pilkada, tentu banyak muncul,” terangnya.
Oleh karenanya, Zainal memastikan, jika wartawan dari media pers tidak mungkin memproduksi berita bohong untuk diinformasikan ke publik.
“Kalau wartawan tidak mungkin memproduksi berita hoax di medianya,” tandasnya.