TERAS7.COM – Suasana tegang menyelimuti Journalist Camp (JC) V Tahun 2025 saat peserta dihadapkan pada simulasi konferensi pers dengan tema “Rudapaksa Terhadap Santri di Bawah Umur”.
Meski kasusnya fiktif, latihan ini dirancang menyerupai peliputan sungguhan, lengkap dengan kehadiran “aparat” dan tekanan suasana konferensi pers.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program JC V yang digelar oleh Baret 78, organisasi media yang aktif mencetak jurnalis muda di Kalimantan Selatan.
Dalam sesi ini, peserta ditantang bertanya kritis, memilah fakta, hingga mengenali potensi hoaks dari pernyataan yang mereka terima.
“Seluruh panitia adalah wartawan aktif, jadi kami ingin mereka merasakan langsung seperti apa lapangan sebenarnya, termasuk bagaimana menghadapi narasumber penting seperti kepolisian,” kata Ramadhani, panitia pelaksana.
Simulasi ini bukan hanya soal wawancara. Peserta ditantang mengasah intuisi jurnalistik, membedakan informasi sah dan palsu, serta memahami bahwa konferensi pers bukan sekadar seremoni, tapi sumber data yang harus diverifikasi ketat sebelum tayang ke publik.
“Jangan telan mentah-mentah informasi! Kita ajarkan sejak awal, jurnalis harus skeptis, teliti, dan bertanggung jawab,” tegas Ramadhani.
Dengan pendekatan ini, JC V ingin mencetak jurnalis muda yang siap turun ke lapangan dan tidak gampang tertipu hoaks.