TERAS7.COM – Bupati Banjar, H. Khalillurrahman melepas Kirab Santri Tahun 2019 di Halaman Kantor Bupati Banjar, Martapura pada Rabu malam (23/10).
Kirab Santri yang diikuti ribuan santri ini merupakan bagian dari peringatan Hari Santri Nasional Kabupaten Banjar Tahun 2019.
Masing-masing Pondok Pesantren menampilkan beragam atribut, miniatur serta berbagai keunikan khas masing-masing pesantren yang dapat menarik perhatian masyarakat.
Lantunan shalawat dan nasyid dari peserta kirab serta hiburan musik drum band menambah semarak pawai keliling kota Martapura ini.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar, Yuana Karta Abidin mengatakan kirab ini diikuti 18 dari 40 pesantren yang ada di Kabupaten Banjar.
“Peserta kirab santri ini berasal dari 18 pondok pesantren di Kabupaten Banjar. Rombongan yang terbesar berasal dari Pondok Pesantren Darussalam Martapura, jumlah mereka lebih dari 300 orang,” ujarnya.
Rute kirab santri tahun 2019 ini lanjut Yuana Karta Abidin dimulai dari Kantor Bupati Banjar dan berakhir di Kantor DPRD Banjar.
“Dari halaman Kantor Bupati mereka berjalan di Jalan Ahmad Yani, sampai di Bakso Batuah mereka belok masuk menuju jalan Menteri Empat, lalu belok ke Jalan Batuah baru nanti finish di Kantor DPRD Banjar. Rute mereka memutar sepanjang 2 km,” jelasnya.
Penampilan peserta kirab santri juga akan dinilai oleh Panitia dari PCNU Kabupaten Banjar, mereka yang dinilai bagus akan mendapatkan juara dan hadiah yang diumumkan dalam Penutupa Peringatan Hari Santri mendatang.
Bupati Banjar, H. Khalillurrahman atau akrab disapa Guru Khalil menyambut baik pelaksanaan kirab santri ini.
“Melalui peringatan hari santri ini, kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya ulama dan santri agar jadi garda terdepan menjaga kerukunan dan kesejukan,” katanya.
Ulama dan santri kata Guru Khalil tak hanya mengemban fungsi pendidikan saja, tapi juga mengemban fungsi dakwah dan pengabdian pada masyarakat.
“Melalui penetapan hari santri ini, kita harus meneladani semangat jihad dan keindonesiaan para ulama dan santri dalam menjaga kedaulatan negara. Semoga peringatan ini dapat menjadi spirit dan motivasi untuk seluruh santri di Kabupaten Banjar,” harapnya.
Kirab Santri Kabupaten Banjar Tahun 2019 ini disambut antusias oleh ribuan peserta kirab, salah satunya Muhammad Ahyani (23) warga Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan.
Ketua Rombongan Kirab Santri dari Pondok Pesantren Hidayatul Mutaalimin dari Desa Awang Bangkal ini mengatakan kirab santri kali ini merupakan yang pertama kali diikuti pondok pesantrennya.
“Karena itu kami melakukan banyak persiapan, diantaranya latihan setiap hari selama satu minggu dan menyiapkan beberapa atribut untuk mengikuti kirab santri ini. Santri Pondok Pesantren Hidayatul Mutaalimin yang mengikuti kirab ini sebanyak 46 orang,” ujarnya.
Walaupun kirab kali ini diperlombakan, Muhammad Ahyani mengatakan Pondok Pesantren Hidayatul Mutaalimin tidak menargetkan raihan juara dalam mengikuti kirab santri ini .
“Kita hanya mencoba untuk menampilkan yang terbaik dalam kirab ini. Kami ikut kirab hari santri ini dengan tujuan menumbuhkan semangat para santri agar menjadi lebih kreatif dan tak mau kalah dengan lulusan sekolah umum, karena santri juga bisa maju,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Muhammad Nashir, salah satu Guru di Pesantren Hidayatullah Martapura yang menjadi pendamping para santri dalam kirab ini.
“Santri di masa sekarang kiprahnya tak lagi diragukan, karena telah banyak berperan dalam membangun Indonesia sejak masa kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga masa reformasi sekarang. Bahkan dari kalangan santri yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur sempat menjadi Presiden Indonesia. Sementara Wakil Presiden sekarang, KH. Ma’ruf Amin dan Bupati Banjar, KH. Khalillurrahman juga berasal dari kalangan santri. Jadi tak perlu minder menjadi santri di masa sekarang,” terangnya.
Pesantren Hidayatullah sendiri kata Sekretaris Peringatan Hari Santri Tahun 2019 di Pesantren Hidayatullah Martapura ini telah 3 kali mengikuti kegiatan seperti ini.
“Alhamdulillah pada tahun 2018 yang lalu kami pernah mendapatkan juara 2. Tahun ini kami melakukan persiapan kurang lebih selama 1 minggu dan membuat beberapa atribut seperti payung, replika mesjid dan mushaf raksasa,” jelasnya.
Dengan persiapan yang maksimal, Nashir berharap Pesantren Hidayatullah Martapura bisa kembali meraih juara.
“Semoga tahun ini kami mendapat juara 1,” harapnya.