TERAS7.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjar mengajak 8 pasang Nanang dan Galuh Intan Banjar ke objek wisata Danau Tamiyang, Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan, Rabu (29/8) pagi.
Duta wisata bumi serambi makkah tersebut menggelar bakti sosial yang diisi dengan kegiatan bersih-bersih sampah, membagi sembako, dan menanam pohon buah.
Pemuda dan pemudi berprestasi tersebut juga menjajal serta menikmati semua sisi objek danau, mulai foto bareng dan swafoto dengan latar belakang danau, jembatan panjang berwarna. Sebagian lagi naik speed boat, dan menikmati hidangan makan siang di gazebo yang baru dibangun oleh pengelola.
“Kami mau Nanang dan Galuh tahu kondisi wisata Danau Tamiyang. Mereka harus merasa memiliki dan mengenalkan kepada rekan yang lain,” kata Kepala Bidang Destinasi & Pengembangan Objek Pariwisata, Faizal Riza Kasransyah.
Sedangkan Kepala Desa Mandikapau Barat Abdul Basit berterima kasih mendapat kunjungan dari Nanang Galuh Intan Banjar. Basit pun minta para duta wisata tersebut mau menebar informasi terbaik tentang Danau Tamiyang, tujuannya meningkatkan pendapatan. Pasalnya, dana pengelola danau itu untuk pengembangan desa serta kemaslahatan kampung.
Galuh Intan Banjar Tahun 2018 Cindy Aprilia mengatakan akan mengunggah seluruh kegiatan positif di Danau Tamiyang ke media sosial. Perempuan cantik mungil ini bakal mengenalkan danau tersebut lebih luas, termasuk untuk kawula muda atau kaum milineal masa kini.
Kabupaten Banjar memiliki objek wisata lengkap mulai wisata religi, gunung, dan air. Serta kuliner Semua sangat khas dengan cita rasa lokal, sedangkan Danau Tamiyang tegasnya termasuk wisata untuk semua kalangan. Sangat cocok untuk anak muda, orang tua atau mereka yang telah berkeluarga, bersantai bareng sekaligus duduk santai menikmati libur akhir pekan.
“Saya akan upload ke akun pribadi supaya dilihat follower. Saya yakin Nanang Galuh yang lain pun ikut mengenalkan Danau Tamiyang,” Kata Cindy Aprilia.
Kepala Desa Mandikapau Barat Abdul Basit menjamin, di Danau Tamiyang anti preman dan pungli. Semua tarif dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan desa yang disepakati bersama. Masyarakat, warganya pun dikenal ramah dan siap menerima pengunjung.