TERAS7.COM – Peran Nanang dan Galuh dalam mempromosikan wisata di Kabupaten Banjar kurang dirasakan oleh masyarakat, keberadaan mereka sebagai Duta Wisata dinilai tidak maksimal.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Pemerintahan Supiansyah Darham yang menilai bahwa keberadaan Nanang Dan Galuh Kabupaten Banjar belum maksimal dalam promosi pariwisata di Kabupaten Banjar
Saat dimintai keterangan, ia menjelaskan fungsi Nanang dan Galuh sebagai Duta Wisata harus membantu upaya pemerintah untuk melestarikan, mempromosikan dan mempertahankan budaya dan pariwisata, utamanya di Kabupaten Banjar.
“Mereka seharusnya tidak hanya menjadi ikon saja, tapi harusnya mengambil peran yang cukup banyak di masyarakat, jadi pariwisata Kabupaten Banjar dapat lebih dikenal,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, jika keberadaan Nanang dan Galuh sebagai Duta Wisata tidak maksimal, maka perlu ada peninjauan ulang dalam pemilihan nanang galuh tersebut.
“Kalau tidak memiliki motivasi yang benar saat menjadi Duta Wisata untuk membantu pemerintah, ya perlu kita lakukan peninjauan ulang dalam masalah pemilihan Nanang dan Galuh banjar,” tegasnya.
Hal ini juga diungkapkan oleh warga Martapura Kota Kabupaten Banjar Yusdani, ia menganggap bahwa selama ini keberadaan Nanang dan Galuh hanya menjadi pajangan saja.
“Kami sebagai masyarakat selama ini tidak pernah merasakan sosok Nanang dan Galuh di masyarakat, juga keberadaan mereka untuk mempromosikan wisata tidak terlalu terasa. Andai ada pun baru sebatas lokal bahkan tidak mampu menjangkau antar provinsi, padahal yang kami inginkan wisata Kabupaten Banjar bisa dikenal hingga nasional bahkan internasional,” ujarnya.
Sebagai masyarakat Yusdani berharap, pemilihan Nanang dan Galuh yang sudah jadi program tahunan ini dapat diperketat untuk masalah seleksinya, agar melahirkan Nanang dan Galuh yang benar-benar istiqomah dalam menjalankan tugasnya.
“Jangan sampai ada yang terpilih itu mereka yang ingin terkenal, hanya menjadikan Nanang dan Galuh sebagai jalan mereka ingin terkenal dan mendapatkan banyak followers di medsos. Harus dipilih mereka yang benar-benar kreatif dan punya gebrakan, jangan hanya numpang terkenal saja” terang dokter yang bertugas di salah satu rumah sakit di Kabupaten Banjar.
Di tempat terpisah, saat dikonfirmasi Teras7.com pada senin (25/2), Kasi Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar, Yunita Saraswaty tidak menyanggah bahwa ada anggapan nanang galuh hanya menjadi pajangan semata.
“Hal itu wajar karena posisi Nanang dan Galuh belum permanen dibawah bidang apa, sebelumnya dibawah bidang destinasi dan objek wisata. Baru diawal tahun 2019 dipindahkan ke pemasaran pariwisata,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa nanang galuh hanya terlihat sebagai pajangan pun juga akibat tidak dieksposnya kegiatan Nanang dan Galuh oleh media.
“Tapi untuk tahun 2019 ini peran Nanang dan Galuh akan kami optimalkan, semoga permanen dibawah pembinaan pemasaran pariwisata. Tapi perlu diketahui selama ini juga Nanang dan Galuh sudah bekerja sesuai tugasnya,” katanya.
Yunita Saraswaty menjelaskan selama 2018, mereka sudah melakukan kegiatan seperti bersih-bersih lingkungan sekaligus promosi pariwisata di Matang Keladan, Lok Baintan hingga menanam pohon di Danau Tamiyang.
“Pada tahun 2019 ini, mereka sudah melakukan gebrakan melalui program kerja mereka, diantaranya kemarin dilaksanakan Debat Bahasa Indonesia SMA sederajat dan yang sedang jalan ini kegiatan promosi pemilihan nanang galuh 2019 ke sekolah-sekolah dan kampus. Mereka melaksanakan ini dengan dana internal mereka sendiri dan juga melalui sponsor,” ungkapnya.
Ia sendiri tidak menampikkan keterbatasan dana yang dimiliki Disbudar untuk mendukung kegiatan nanang galuh untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Banjar.
“Mereka sendiri sudah melakukan promosi pariwisata melalui Pewadahan Nanang Galuh dan akun medsos pribadi mereka. Akan tetapi baru tahun 2020 kami baru bisa menganggarkan dana untuk program kerja mereka, jadi mereka harus benar-benar merancang program kerja mereka ke depan,” ungkap Yunita Saraswaty.
Hal senada juga diungkapkan Nanang Banjar tahun 2012, Kholis Mabruri, ia tidak menyanggah bahwa ada anggapan Nanang dan Galuh hanya sebagai pajangan semata.
“Menurut sebagian kalangan memang ada anggapan seperti itu, karena memang tugas Nanang dan Galuh pada dasarnya hanya untuk mendukung tugas pemerintah di bidang pariwisata,” ujar pria yang menjadi Ketua Pewadahan Nanang Galuh Kabupaten Banjar 2012-2015 ini.
Akan tetapi ia enggan menyalahkan pemerintah yang membuat Nanang dan Galuh hanya sebagai pajangan semata.
“Memang sudah jadi tugas pemerintah untuk melaksanakan pemilihan dan pembinaan Nanang dan Galuh. Karena itu yang diperlukan adalah kreatifitas dan keaktifan dari Nanang dan Galuh sendiri untuk mempromosikan pariwisata daerahnya secara langsung, karena mereka dipilih tujuannya untuk itu. Selain itu jua diperlukan sinergitas dan komunikasi yang baik antara Disbudpar sebagai pemerintah, Nanang Galuh dan masyarakat secara bersama-sama untuk mendorong kemajuan pariwisata, bukan hanya tugas salah satu pihak saja,” ujar Kholis Mabruri.
Ia melanjutkan bahwa kreatifitas masing-masing personal dari Nanang dan Galuh punya peran penting agar potensi mereka sebagai Duta Wisata dapat terlihat di masyarakat.
“Saya kasih contoh, seperti Duta Wisata di salah satu daerah, karena pembinaan yang sangat intens dan jiwa kesatuan mereka sudah kuat, akhirnya potensi mereka sebagai duta wisata tidak bisa dianggap main-main. Kalau masalah anggaran jadi kendala, saya rasa tidak, karena ada daerah lain yang Duta Wisatanya tidak disupport oleh pemerintah untuk pendanaannya, tapi mereka bisa jalan melalui sponsor. Perlu keaktifan Nanang dan Galuh untuk memberikan pandangan pada Disbudpar, apalagi mereka kan kebanyakan generasi milenial yang punya pemikiran kreatif,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa para Nanang dan Galuh harus memanfaatkan wadah yang disediakan oleh pemerintah bagi mereka untuk turut serta mempromosikan pariwisata daerah, jadi harus mampu menjemput bola sendiri dan tidak terkekang pada keterbatasan.
“Pada dasarnya yang diperlukan pemerintah adalah pandangan yang baru sesuai zaman, karena Nanang dan Galuh ini hanya sebagai wadah dan batu loncatan bagi mereka. Makanya saya sangat mengapresiasi gebrakan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu dengan menyelenggarakan even Debat Bahasa Indonesia untuk mengajak generasi muda bertukar pikiran mengenai cara memajukan pariwisata daerah yang juga sangat disupport oleh Disbudpar. Makanya yang kita tekankan bukan hanya one way communication, perlu sinergitas semua pihak termasuk media,” tambahnya.
Sebagai Penasehat Pewadahan Nanang Galuh Kabupaten Banjar, ia juga menekankan bahwa Nanang dan Galuh harus kreatif dan mampu menjual nama daerah agar dapat menarik wisatawan agar datang ke destinasi dab objek wisata daerah.
“Nanang dan Galuh harus berpikir kreatif dan memanfaatkan teknologi serta jeli memanfaatkan peluang yang ada, jadi jangan diam saja. Makanya selama pembinaan mereka kami tekankan agar bisa memperluas jaringan dan membangun relasi agar dapat berkontribusi dalam promosi wisata daerah. Makanya sekarang untuk mendukung kegiatannya, Nanang Galuh dan pemerintah telah melakukan sinergi dengan perusahaan baik swasta atau BUMN agar dapat memberikan support untuk kemajuan wisata dan pelestarian budaya, jadi dapat terlihat perannya dalam pembangunan daerah,” harapnya.