TERAS7.COM – Pada Senin (2/3) kemarin, Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan dr. Terawan mengumumkan 2 orang WNI asal Depok, Jawa Barat terjangkit virus Corona (Covid-19).
Pengumuman ini tentu saja membuat heboh masyarakat, karena 2 WNI tersebut terjangkit virus Corona dari WN Jepang yang juga baru diketahui terjangkit virus yang sangat menular ini setelah meninggalkan Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, dr. Diauddin saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa siang (3/3) mengatakan berdasarkan info terbaru sudah ada 3 orang WNI yang positif terjangkut virus Corona.
“Sementara itu ada 70 orang lebih yang dirumahkan dan tak diizinkan keluar untuk diobservasi. Mereka sengaja dirumahkan agar tak tertekan, karena beda suasana karantina dengan dirumahkan, apalagi mereka belum pasti terjangkit,” ujarnya.
Untuk mencegah penyebaran virus asal kota Wuhan, Tiongkok ini di Kabupaten Banjar, Dinkes bekerjasama dengan pihak intel kepolisian telah jauh-jauh hari melakukan antisipasi.
“Sejak sebelum haul kita sudah melakukan pemantauan pada orang-orang yang dicurigai seperti mahasiswa yang sekolah di China dan pekerja asal China. Kita lakukan diam-diam agar tak menimbulkan kepanikan. Sementara untuk mendeteksi orang yang keluar masuk, itu bukan ranah kita, tapi ranah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Saat ini sudah ada format yang diisi setiap penduduk yang datang dari luar daerah. Jika ada yang dicurigai berdasarkan informasi, baru kita lakukan pemantauan dengan mengunjungi mereka untuk di data. Mereka akan kita tanyai bertemu dengan siapa, singgah dimana saja dan sebagainya,” ungkap dr. Diauddin.
Kalau ada yang dicurigai sebagai suspect Corona di Kalsel, sudah ada 2 Rumah Sakit rujukan untuk dilakukan observasi selanjutnya.
“Intinya kita akan memperkuat pengawasan kita. Masyarakat tidak perlu panik, waspada boleh tapi jangan berlebihan. Kalau tak ada riwayat perjalanan ke tempat penyebaran virus atau bertemu orang yang terjangkiti virus, kita tidak perlu khawatir. Karena penyebaran virus ini tidak semudah yang dibayangkan karena tak melalui udara langsung, tapi melalui percikan ludah,” pesannya.
Kadinkes Banjar ini juga menyarankan agar selalu mencuci tangan sebelum makan, membawa antiseptik dan jangan sering mengusap wajah atau mengucek mata.
“Jika sakit batuk atau bersih pakai masker. Lebih baik yang sakit yang memakai masker, bukan yang sehat. Juga jangan mendatangi daerah tempat terjadinya wabah hingga suasananya aman. Walau punya riwayat penularan yang cepat, tapi penyakit ini punya tingkat kesembuhan lebih tinggi dan angka kematian lebih rendah dibandingkan penyakit serupa seperti SARS. Yang meninggal pun kebanyakan orang-orang yang sudah tua dan punya penyakit berat sebelumnya,” jelasnya.
Ia juga menghimbau agar para pedagang alat kesehatan tidak menaikkan harga masker dan antiseptik ditengah kabar terjangkitnya 2 orang WNI.
“Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan. Jual dengan harga sebagaimana biasanya, jangan berpesta dibawah penderitaan orang lain. Memang kita akui jika permintaan barang meningkat memang harga pasti akan naik, tapi ada baiknya kita belajar dari Jepang. Disana masker dan antiseptik harganya dipotong sampai 50%, tujuannya agar alat-alat kesehatan dapat bisa dibagi-bagikan ke tempat lain dan membantu pemerintah untuk mencegah virus ini tidak menyebar lebih luas,” terang dr. Diauddin.