TERAS7.COM – 5 orang aktivis yang ditahan oleh aparat kepolisian setelah aksi Demonstrasi yang berujung bentrok di kantor DPRD Provinsi Kalimantan Selatan pada Jumat 14 September 2018 kemarin mengundang puluhan mahasiswa kembali melakukan aksi solidaritas di depan polresta kota Banjarmasin.
Aksi solidaritas dari massa yang menamakan dari aliansi mahasiswa Kalimantan Selatan dimotori oleh lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK) kembali turun ke jalan untuk menuntut beberapa hal yang dinilai para aparat telah melakukan tindakan represif sehingga mengakibatkan beberapa dari massa aksi mengalami luka-luka.
“Sudah 3 kali kami gelar aksi damai namun apa, wakil rakyat tidak mau menghadap kami, apa salah kami bertindak marah,” ujar Aktivis Banua Zainul yang menjadi orator aksi pada Sabtu (15/09).
Selain itu masa juga menggotong kertas dengan bertuliskan tuntutan mereka, tindak tegas aparat yang melepaskan anjingnya hingga mengakibatkan aktivis perempuan digigit, tindak tegas aparat yang melakukan perlakuan represif, benaskan rekan kami yang di tahan.
Aksi berjalan sudah sejak pukul 10.00 Wita didepan Kapolda Kalsel, lanjut pada pukul 11.00 Wita masa kembali berdemo di depan Polresta Kota Banjarmasin.
Pada pukul 13.15 Wita Loby pun dijalankan, dari pihak kepolisian meminta kepada demonstran untuk 5 orang perwakilan berdiskusi kedalam, namun masa mengabulkan dengan syarat masuk satu masa masuk semua.
“Kami minta lima orang saja perwakilan, kalau ada yang mewakilkan masalah selesai,” ucap salah satu petugas polisi yang enggan menyatakan namanya kepada wordpress-1348129-4951175.cloudwaysapps.com.
Namun loby yang dilakukan kepolisian berujung penolakan dari masa. Masa menginginkan rekannya yang sedang ditahan bisa dibebaskan secara terbuka.
“Kalau satu masuk kami masuk semua, bebaskan kawan kami dengan terbuka, tidak dengan perwakilan,” tegas Zainul.
Hinggal pukul 14.00 Wita, puluhan masa masih bertahan didepan Polresta kota Banjarmasin untuk menjemput rekan mereka yang ditahan 1 kali 24 jam.