TERAS7.COM – Memasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) rutin terjadi hampir setiap tahun di Kabupaten Banjar karena sebagian lahannya berupa tanah gambut, rawa-rawa dan semak belukar rentan terbakar.
Lahan yang terbakar ini tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Banjar, yaitu di Kecamatan Cintapuri Darussalam, Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Sungai Tabuk, Kecamatan Gambut, Kecamatan Tatah Makmur, Kecamatan Beruntung Baru, Kecamatan Karang Intan, Kecamatan Astambul dan Kecamatan Martapura.
Terbakarnya lahan ini menimbulkan kabut asap yang pekat dan membuat masyarakat rentan terkena penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, Ikhwansyah saat di wawancarai awak media di Mahligai Sultan Adam pada Rabu (11/9) mengatakan ada 1543 orang terkena ISPA akibat kabut asap di Kabupaten Banjar.
“Berdasarkan laporan yang kami terima dari Januari 2019 sampai Agustus 2019 dan minggu pertama bulan September 2019, ada sekitar 1543 orang terkena ISPA,” ujarnya.
Kasus tertinggi penderita ISPA terjadi di Kecamatan Sungai Tabuk, sedangkan yang terendah berada di Kecamatan Aluh-Aluh.
“Daerah yang rentan diantaranya adalah Sungak Tabuk, Gambut, Martapura Timur dan Martapura Barat. Hal ini harus diwaspadai,” kata Ikhwansyah.
Ia mengatakan Dinkes sudah menyiapkan puluhan ribu masker yang akan dibagikan secara gratis pada masyarakat dan disalurkan melalui Puskesmas.
“Stok masker di instalasi farmasi masih tersedia banyak. Jadi kami menghimbau agar masyarakat memakai masker jika terjadi kabut asap. Kami menyediakan masket gratis di puskesmas. Kalau tak ada masket, gunakan sapu tangan yang dibahasi dengan air,” jelas Ikhwansyah.